Minyak Bumi Bukan Berasal Dari Fosil

Baru dapat info dari milist alumni Teknik Mesin ITS tentang propaganda peak oil, dan beberapa fakta tentang asal mula minyak bumi. Dilansir dari blog http://sinarilahdunia.wordpress.com, saya coba mengambil beberapa poin tentang hal tersebut.

Hipotesa Asal Mula Minyak Bumi

Sejak Sekolah Dasar, kebanyakan dari kita diajarkan bahwa minyak bumi termasuk sumber energi yang tidak bisa diperbaharui dan akan habis suatu saat. Selain itu, kita juga diajarkan bahwa minyak bumi berasal dari fosil tumbuhan atau binatang purba yang mengalami proses kimiawi dan geologis sehingga menjadi minyak bumi. Namun satu hal penting yang mungkin tidak diajarkan kepada kita tentang asal mula dan teori dari ilmuwan tentang asal mula minyak bumi.

Hipotesis pertama yang selama ini kita percayai diajukan oleh Mikhailo V. Lomonosov, seorang cendekiawan besar Rusia, yang pada 1757 mengajukan sebuah hipotesis bahwa minyak bumi berasal dari sisa-sisa makhluk hidup. Menurut si Lomonosov, minyak mentah akan terbentuk sangat lambat, karena berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang telah mati, melewati jutaan tahun terkubur di bawah batuan,  mengalami  tekanan dan suhu yang luar biasa, lalu mengubahnya menjadi minyak mentah.

Industri minyak bumi modern lahir 145 tahun yang lalu di Titusville, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS) ketika Edwin Drake sukses melakukan pemboran pertama minyak bumi di AS. Kala itu hampir tidak ada yang mengkhawatirkan berapa lama lagi perut bumi menyediakan minyaknya untuk dambil? Tetapi sejak produksi minyak di AS memuncak sekitar 1970, sejumlah ahli geologi, ahli ekonomi dan analis industri mulai mempertimbangkan sebuah pertanyaan, berapa lama lagi pasokan minyak bumi dunia bisa memenuhi permintaan yang terus meningkat? Jika melihat jumlah kendaraan yang mengonsumsi bahan bakar yang bersumber dari minyak bumi ini, juga industri lain yang menggunakannya, bisa jadi minyak bumi akan habis dalam beberapa dekade yang akan datang.

Kemudian dilakukan peninjauan ulang hipotesis Lomonosov itu. Pada abad ke-19, hipotesis ini ditolak oleh seorang geolog Jerman bernama Alexander von Humboldt, dan ahli kimia termodinamik Perancis, Louis Joseph Gay-Lussac. Menurut mereka, minyak bumi adalah materi primordial (purba) yang memancar dari tempat yang sangat dalam, dan tak ada hubungannya dengan materi biologis dari permukaan bumi. Pakar kimia Prancis Marcellin Berthelot adalah orang pertama yang melakukan percobaan yang melibatkan serangkaian apa yang sekarang disebut sebagai reaksi Kolbe dan menunjukkan bahwa minyak bumi bisa dihasilkan dengan melarutkan baja dengan asam kuat tanpa melibatkan molekul atau proses biologis.

Ahli kimia Rusia, Dmitri Mendeleev juga menguji dan menolak hipotesis Lomonosov. Mendeleev menyatakan dengan jelas bahwa minyak bumi merupakan bahan primordial yang keluar dari kedalaman yang jauh. Dengan persepsi yang luar biasa, Mendeleev membuat hipotesis tentang adanya struktur geologi yang ia sebut “patahan dalam” (deep fault) tempat minyak bumi melaluinya dari kedalaman.

Pada 1951, dalam sebuah kongres geologi minyak bumi, seorang geolog asal Rusia Nikolai  A. Kudryavtsev mengajukan teori asal-usul minyak bumi abiotik atau abiogenik, setelah menganalisis hipotesis Lomonosov yang terbukti salah. Inilah untuk pertama kalinya teori abiotik modern dicanangkan untuk mengganti teori konvensional.

Kudryavtsev tidaklah sendiri, dia mendapat banyak dukungan termasuk dari para ilmuwan barat, seperti Thomas Gold dan Dr JF Kenney.  Bahkan Kenney bersama ilmuwan Rusia lainnya benar-benar mampu membangun reaktor dan membuktikan minyak bumi bisa dihasilkan dari kalsium karbonat dan oksida besi, dua senyawa yang melimpah di kerak bumi.

Baru-baru ini, para peneliti dari Royal Institute of Technology  di Stockholm, Swedia telah berhasil membuktikan bahwa fosil-fosil dari hewan dan tumbuhan tidak lagi diperlukan untuk menghasilkan minyak mentah. Temuan ini begitu revolusioner karena sangatlah berarti, di satu sisi akan memudahkan menemukan sumber-sumber energi, di sisi lain sumber energi ini dapat ditemukan di seluruh dunia. Vladimir Kutcherov, profesor yang memimpin riset ini,telah melakukan simulasi suatu proses yang melibatkan tekanan dan panas yang terjadi secara alami di lapisan dalam bumi, proses yang menghasilkan hidrokarbon, komponen utama dalam minyak dan gas alam. Menurut Kutcherov, penemuan ini mengindikasikan dengan jelas bahwa pasokan minyak bumi tidak akan habis. “Tidak ada keraguan bahwa penelitian kami membuktikan bahwa minyak mentah dan gas alam yang dihasilkan, tanpa melibatkan fosil. Semua jenis batuan dasar dapat berfungsi sebagai reservoir minyak,” kata Vladimir Kutcherov kepada Science Daily, baru-baru ini. Kutcherov pun mampu membuktikan bahwa hidrokarbon dapat dibuat  dari air, kalsium karbonat  dan zat besi. Ini berarti  minyak bumi merupakan sumber energi berkelanjutan dan terbarukan.

Proses abiotik untuk menghasilkan minyak bumi dimungkinkan lewat proses yang disebut Fischer-Tropsch, reaksi kimia yang mengubah campuran karbonmonoksida dan hidrogen menjadi hidrokarbon cair. Proses ini dikembangkan dan dipatenkan pada tahun 1920, kemudian digunakan selama Perang Dunia II  oleh Jerman dan Jepang.

Fenomena Pulau Eugene

Pulau Eugene merupakan ladang minyak di Teluk Meksiko, sekitar 80 mil lepas pantai Louisiana, AS. Lansekap kepulauan ini terbelah dengan celah dan rekahan dalam yang spontan memuntahkan  gas dan minyak. Ladang minyak ini ditemukan pada 1973 dan  mulai memproduksi sekitar 15.000 barel per hari. Pada 1989, aliran minyaknya berkurang menjadi 4.000 barel per hari. Tetapi tanpa alasan logis apapun, secara tiba-tiba produksinya meningkat menjadi 13.000 barel. Selain itu, taksiran cadangan meroket 60-400 juta barel.

Ternyata ada patahan dalam yang tidak bisa dijelaskan, dan minyak telah memancar dari suatu kedalaman yang tidak diketahui sebelumnya, dan bermigrasi ke atas melalui batuan untuk mengisi pasokan yang ada. Dugaan kuat, minyak mentah yang baru, muncul dari sumber yang berbeda, sumber yang tidak bisa dijelaskan. Perkiraan terakhir dari cadangan minyak kemungkinan naik dari 60 juta barel menjadi 400 juta barel. Baik ilmuwan dan ahli geologi dari perusahaan-perusahaan minyak besar telah melihat bukti dan mengakui bahwa ladang minyak Pulau Eugene mengalami pengisian ulang sendiri.

Sumber minyak dari suatu kedalaman di Pulau Eugene sangat mendukung teori Thomas Gold yang ditulis dalam bukunya The Deep Hot Biosphere. Gold menetapkan, “minyak bumi sebenarnya adalah aliran primordial terbarukan yang terus-menerus diproduksi oleh bumi dalam kondisi panas dan tekanan yang luar biasa. Ketika zat ini bermigrasi ke permukaan, ia diserbu oleh bakteri, sehingga minyak bumi tampak seperti memiliki asal usul organik dari zaman dinosaurus.

Sumber minyak di Pulau Eugene serta gagasan Gold membuat insinyur perminyakan bertanya-tanya tentang situasi yang sama di ladang minyak Timur Tengah yang tak ada habisnya. “Timur Tengah memiliki lebih dari dua kali lipat cadangan minyak dalam 20 tahun terakhir, meskipun setengah abad dieksploitasi dan penemuan baru relatif sedikit,” ujar  Norman Hyne, seorang profesor di Universitas Tulsa, Oklahoma, AS. “Teori  yang tak konvensional (teori abiogenik ) tentunya akan berubah menjadi benar,” katanya.

Masa Depan Minyak Bumi

Tahun 1980-an OPEC memutuskan kuota produksi minyak didasarkan pada jumlah cadangan yang ada di negara masing-masing, semakin besar cadangannya maka semakin besar pula produksinya .Belakangan ini Arab Saudi melaporkan peningkatan cadangan minyak mentahnya sekitar 200 miliar barel. stok Minyak Saudi aman dan berlimpah , kata para pejabatnya.

Ada juga laporan bahwa Rusia telah mengalami peningkatan yang jauh lebih besar pada cadangan minyaknya bahkan melampaui Arab Saudi. Mengapa Rusia mengumumkan hal ini jika Rusia percaya bahwa cadangan minyak adalah terbatas? Tampak jelas bahwa Rusia telah siap dengan produksi minyak tak terbatas di masa depan. Jelas ada kontradiksi besar antara teori keterbatasan minyak dengan fakta peningkatan cadangan minyak.

Tidak kebetulan kemudian bahwa Rusia, yang memelopori penelitian ini kemudian melakukan serangkaian proyek penggalian minyak bumi dengan kedalaman yang lebih jauh lagi 30.000 meter.

Bukti-bukti lain bahwa minyak adalah bahan bakar abiotik (bukan fosil), dapat Anda pelajari dengan mencari informasi di internet.

Selain itu, dalam http://sinarilahdunia.wordpress.com tentang bab ini, juga dibahas tentang konspirasi kebohongan tentang kelangkaan sumber minyak dan Program Illuminati dibalik isu keterbatasan cadangan minyak bumi.

Info lebih lengkap langsung saja klik link ini. Propaganda Peak Oil; Ternyata Minyak Bumi Adalah Energi Terbarukan, Bukan Berasal Dari Fosil.

Besar harapan saya, teman-teman dari kalangan fisika geologi, teknik pertambangan dan teknik perminyakan, menanggapi isu ini, sekaligus bisa mencerdaskan masyarakat tentang bab ini. Boleh komen di blog ini atau di http://sinarilahdunia.wordpress.com atau di blog teman-teman (share link-nya nanti saya update posting ini). Semoga bermanfaat.

One Response

  1. Selama ini memang BELUM ADA BUKTI bahwa MINYAK BUMI berasal dari FOSIL.

Leave a reply to Ridwan Setiawan Cancel reply